Festival Pesona Tambora 2019


Setelah lebih dari 200 tahun silam mengguncang dunia dengan letusan paling dahsyat sepanjang sejarah peradaban manusia modern, Gunung Tambora di Pulau Sumbawa kini saatnya menginspirasi dunia. 

Keindahan alam, keanekaragaman hayati, dan kekayaan kultur budaya, adalah modal yang sudah dimiliki Tambora untuk memikat dan menginspirasi dunia. 

Seruan agar Tambora menginspirasi dunia tersebut menggema dalam launching Festival Pesona Tambora 2019 di Balai Kartini, Jakarta 

 Mewakili Menteri Koordinator Maritim Luhut Binsar Panjaitan yang berhalangan hadir, Sekretaris Jenderal Kemenko Maritim Laksamana Madya (pur) Agus Purwoto, didampingi Gubernur NTB H Zulkieflimansyah, melaunching festival tersebut dengan meriah. 

Agus Purwoto mengatakan, keberadaan Tambora di NTB, juga Gunung Rinjani di Pulau Lombok, adalah inspirasi bagi dunia. Bahwa manusia bisa hidup berdampingan dengan cincin api dunia atau Ring of Fire. 

Cincin api itu membentang dari Indonesia hingga ke Benua Pasifik, yang menghadirkan bentangan alam nan indah, namun juga menyimpan ancaman bencana tak terperi. 

Tentulah kata Agus Purwoto, agar terus bisa menginspirasi dunia, perlu ada pembenahan di kawasan Tambora. Terutama agar keindahan alam, keanekaragaman hayati dan kekayaan kultur dan budaya di dalamnya bisa menginspirasi generasi milenial di masa kini. 

“Apa yang pernah ada, apa yang pernah terjadi, dan apa yang harus diingat dari Tambora, harus kita lengkapi untuk bisa menginspirasi generasi milenial,” ujarnya mengingatkan. 

Yang terkini kata dia, dunia bisa belajar ke Bumi Gora. Bagaimana Lombok dan Sumbawa, yang belum setahun dilanda gempa besar nan beruntun, kini sudah mulai bangkit kembali. Dan bahkan bergerak lebih maju dengan derap pembangunan yang luar biasa. 

“Itu membuktikan, betapa Nusa Tenggara Barat benar-benar telah teruji,” katanya disambut tepuk tangan hadirin dengan meriah. 
Selain Agus Purwoto, Launching Festival Tambora dihadiri para pejabat dari Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata di mana hadir sejumlah staf ahli dan staf khusus menteri. 

Hadir pula para tokoh-tokoh NTB di Jakarta. Seperti Prof Burhanudin Magenda, Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Termasuk para bupati dan wali kota se Pulau Sumbawa. 

Launching berlangsung dengan meriah. Dibuka dengan tari Zapin Arubana, yang menunjukkan kebolehan gadis-gadis dari Bima memainkan rebana. 


Juga ada fashion show yang menampilkan kreasi desainer-desaier andal dengan bahan tenun khas Bima dan Sumbawa. #PesonaTamboraFest2019

Gubernur NTB H Zulkieflimansyah mengharapkan, Festival Pesona Tambora yang sudah memasuki tahun kelima, terus berkembang. 

Dia ingin festival ini terus membaik. Terus menginspirasi dan terus mendatangkan kujungan wisatawan ke Pulau Sumbawa. 

Orang nomor satu di NTB ini juga ingin keberadaan Tambora bisa mendatangkan kemajuan bagi masyarakat. Bisa menghadirkan investasi, sehingga menjadi jalan untuk memajukan daerah. 

Tambora punya potensi. Keindahan alam pengunungannya, di mana di dalamnya ada kawah dengan diameter lebih dari tujuh kilometer. Yang bisa menjadi magnet bagi wisatawan di mana pun di dunia untuk datang. 

Di kaki Tambora, ada Teluk Saleh, teluk dengan potensi perikanan dan kelautan yang mencapai Rp 11 triliun setahun. Potensi-potensi itu menanti investor untuk memolesnya. 

Saat ini bahkan ditemukan ada spesies tanaman mangga, yang sudah dinyatakan punah di dunia. Namun, oleh para ahli dan peneliti kemudian ditemukan ada di Gunung Tambora. 

Hadirkan Tantangan, Sultan Sumbawa, Muhammad Kaharuddin IV yang memberi testimoni di sela launching Festival Pesona Tambora 2019

mengingatkan betapa Tambora kini menghadirkan tantangan untuk generasi masa kini. Menurut dia, kawasan Tambora tak ubahnya ekuilibirium lingkungan yang harus dipelihara. 

Lingkungan Tambora yang terpelihara, akan menjadi sumber daya yang tak ternilai harganya bagi NTB. Baik dari sisi ilmu pengetahuan, maupun dari sisi pengelolaan kehidupan yang keberlanjutan. 

Sultan Muhammad Kaharuddin IV menyimpan mimpi, kawasan Tambora yang kini secara geografis masuk wilayah Kabupaten Bima dan Dompu, akan menjadi tonggak yang menarik minat wisatawan dari berbagai belahan dunia untuk datang berkunjung

Sementara itu, Prof Burhan Magenda juga menyampaikan harapan yang serupa. Keberadaan Gunung Rinjani dan KEK Mandalika yang menjadi magnet bagi wisatawan dari berbagai belahan dunia ke Pulau Lombok, adalah bukti betapa keberadaan Kawasan Tambora, juga bisa menjadi hal yang sama untuk Pulau Sumbawa.

Rangkaian 27 Kegiatan, Festival Pesona Tambora sendiri akan berlangsung sepanjang 1-11 April 2019.

Puncaknya akan dipusatkan di Doro Ncanga, Dompu, pada 11 April. Festival ini sendiri telah menjadi satu dari 100 festival Wonderfull Indonesia tahun 2019 milik Kementerian Pariwisata. 

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, beberapa rangkaian kegiatan festival ini adalah Mantar Festival yang dipusatkan di Sumbawa Barat. 

Ini adalah festival yang akan menghadirkan para penggila olahraga paralayang dari Indonesia dan berbagai negara di dunia. 

Lalu kemudian akan ada event Semalam Dalam Loka yang dipusatkan di Sumbawa. Kemudian ada Teka Tambora yang dipusatkan di Bima. Event ini adalah event pendakian Gunung Tambora. 

Akan ada pula Lawata Festival yang dipusatkan di Kota Bima. Event ini akan mengeksplor keindahan Pantai Lawata di Kota Bima.

Lalu ada Lanud Zam Golf Tournament yang digelar di Lombok, dan Festival Geopark Tambora di Bima dan Dompu. 

Khusus festival yang terakhir, rangkaiannya berupa pendidikan konservasi bagi generasi muda, ada Tambora clean up tour #WonderfulFestivalTambora

ada Sapu Gunung Pesona Tambora, dan ada penyeraan bantuan ekonomi produktif dan trip adventure Rinjani-Tambora. 

Sementara pada acara puncak di Dompu, akan digelar sejumlah rangkaian yakni pacuan kuda, sepeda wisata, pawai budaya, color run, trail adventure, dan hiburan rakyat. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB HL Mohammad Faozal, mengungapkan, tema besar Festival Pesona Tambora 2019 kali ini adalah “Dunia Menyapa Tambora.”

“Jadi bukan Tambora menyapa dunia saat pertama kali di gelar pada 2015. Tapi sekarang dunia menyapa Tambora,” kata Faozal.

Seluruh kabupaten/kota di Pulau Sumbawa ikut mensuport event Festival Pesona Tambora 2019 ini. 

Dia mengungkapkan, festival ini diyakini akan dapat meningkatkan kreativitas masyarakat dalam mengembangkan ekonomi kreatif. 

Yang tentunya juga berdampak baik terhadap perekonomian masyarakat setempat. 

Disebutkan, keberadaan festival ini akan semakin memberikan daya tarik bagi para wisatawan untuk menikmati destinasi wisata yang ada di Pulau Sumbawa

Sejak pertama kali digelar pada 2014, kata Faozal, tren kunjungan wisatawan ke acara Festival Pesona Tambora maupun yang melakukan pendakian di Gunung Tambora terus meningkat.

Pergerakan wisatawan dari tahun ke tahun ke Tambora meningkat 30 sampai 40 persen. Tahun lalu bahkan tercatat ada sedikitnya 1.700 pendaki yang datang menaklukkan Tambora. 
Selain menawarkan keindahan alam Pulau Sumbawa dan Gunung Tambora, Faozal menambahkan, NTB juga akan kembali menggelar ajang lari ultra marathon Tambora Challenge 2019. 

Event ini akan digelar pada 1 hingga 4 Mei 2019. Ini adalah ajang lari ultra yang melintasi jalur sepanjang 320 kilometer dari Pototano di Kabupaten Sumbawa Barat dan berakhir di Doro Ncanga, Kabupaten Dompu. 

Hingga kemarin, sudah ada 75 pelari ultra dari berbagai negara di dunia telah mendaftar. Termasuk para atlet lari ultra dari Indonesia. 

Lomba lari ultra ini akan berhadian poin untuk menjadi prasyarat pelari ultra dunia bisa ikut lomba lari ultra paling bergengsi di dunia di Mount Blanc, Prancis 

Traveler Buncit

No comments:

Post a Comment

Instagram